Sabtu, 10 Desember 2011

Fakta Planet Kepler 22B, Hukum Kepler, Alien dan Titan di Planet Kepler 22b

Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler adalah:Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler adalah:

  • Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, matahari berada di salah satu fokusnya.
  • Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
  • Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari.
Ketiga hukum di atas ditemukan oleh ahli matematika dan astronomi Jerman: Johannes Kepler (1571–1630), yang menjelaskan gerakan planet di dalam tata surya. Hukum di atas menjabarkan gerakan dua benda yang saling mengorbit.

Karya Kepler didasari oleh data pengamatan Tycho Brahe, yang diterbitkannya sebagai 'Rudolphine tables'. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana yang tercantum di atas.

Hukum Kepler mempertanyakan kebenaran astronomi dan fisika warisan zaman Aristoteles dan Ptolemaeus. Ungkapan Kepler bahwa Bumi beredar sekeliling, berbentuk elips dan bukannya epicycle, dan membuktikan bahwa kecepatan gerak planet bervariasi, mengubah astronomi dan fisika. Hampir seabad kemudian, Isaac Newton mendeduksi Hukum Kepler dari rumusan hukum karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, dengan menggunakan Euclidean geometri klasik.

Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan. (wikipedia)

Ayo Berburu Alien!

Para astronom menata ulang pencarian kehidupan berkecerdasan di planet-planet asing, dan mereka telah mendapatkan ribuan target untuk dipindai.
 
Setelah "tidur" selama lebih dari tujuh bulan, serangkaian teleskop radio yang dioperasikan Institut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) memulai lagi mendengarkan sinyal-sinyal dari planet-planet asing yang ditemukan teleskop ruang angkasa Kepler milik NASA, demikian para peneliti seperti dikutip Space.com.
"Pagi ini, pada pukul 6.18, kami telah memulai pengamatan kembali dunia-dunia Kepler," kata Jill Tarter, 
Direktur Center for SETI Research pada Institut SETI, Senin lalu, di tengah Konferensi Sains Kepler di Pusat Riset Ames milik NASA. 
 
"Kami sangat senang bisa kembali ke udara hari ini," kata Ta
rter lagi.
 
Rangkaian Teleksop Allen (ATA) milik SETI adalah serangkaian 42  piringan radio yang berlokasi sekitar 500 kilometer arah timur laut San Francisco.
 
ATA telah memulai memindai tempat-tempat technosignature --yaitu sinyal-sinyal elektromagnetis yang dapat menyanggah adanya peradaban asing di luar Bumi-- pada 2007.
 
Para peneliti SETI baru-baru ini memulai menggunakan penemuan Kepler itu untuk memandu aktivitas ATA.
Kepler diluncurkan pada Maret 2009 dengan misi memburu planet-planet seukuran Bumi di zona 'bisa ditinggali kehidupan' dalam sistem bintang-bintang yang berada dalam jarak di mana air --dan tentunya kehidupan seperti manusi kenal-- berada.
 
Januari tahun ini, kata Tarter, tim SETI memulai pelatihan ATA pada 54 calon planet yang dideteksi Kepler di zona 'bisa ditinggali kehidupan'.
 
Namun kegiatan ini tidak bertahan lama. SETI mesti mematikan ATA April lalu karena masalah anggaran yang memaksa mantan mitra Institut SETI --Universitas California, Berkeley-- mundur dari proyek itu.
SETI meluncurkan laman bersponsor banyak, www.setistars.org, demi mengembalikan rangkaian teleskop itu bekerja kembali.(tribun)
 
Satu Planet Dikonfirmasi Layak Huni
 
Wahana antariksa Kepler kembali membuat kejutan. NASA mengumumkan pada Senin (5/12/2011) bahwa salah satu dari 2.326 kandidat planet temuan Kepler telah dikonfirmasi sebagai planet layak huni.

"Ini penemuan yang fenomenal. Ini membuktikan bahwa Homo sapiens semakin dekat dengan pencapaian kita di semesta untuk menemukan planet yang mengingatkan kita akan rumah. Kita hampir di sana," kata Geoff Marcy, peneliti dari University of California, Berkeley, seperti dikutip AP, Selasa (6/12/2011).

Planet yang dikonfirmasi layak huni tersebut bernama Kepler 22b. Planet itu mengorbit bintang serupa Matahari bernama Kepler 22 dan berjarak 600 tahun cahaya dari Bumi.

Kepler 22b memiliki beberapa kesamaan dengan Bumi. Bumi mengelilingi Matahari selama 365 hari, sedangkan Kepler 22b mengelilingi bintang induknya dalam waktu 290 hari. Cuma beda tipis.

Temperatur Bumi dan Kepler 22b pun tak berbeda jauh. Disebutkan bahwa jika efek rumah kaca bekerja di Kepler 22b, maka temperatur di planet itu sekitar 22 derajat celsius.

Perbedaan dijumpai pada ukurannya. Kepler 22b berukuran 2,4 kali lebih besar daripada Bumi.

Sementara massanya belum diketahui sehingga sulit dipastikan apakah Kepler 22b merupakan planet batuan atau gas raksasa. Jika merupakan planet gas, maka tentu sulit bagi manusia untuk hidup di sana.

Meski dikonfirmasi layak huni, masih sulit bagi manusia untuk pergi ke Kepler 22b. Satu tahun cahaya setara dengan 9,65 triliun kilometer. Butuh waktu 22 juta tahun untuk ke sana dengan teknologi yang ada sekarang. Teknologi-lah yang nanti akan menjawab apakah pergi ke Kepler 22b akan menjadi mimpi atau kenyataan.

Selain penemuan Kepler 22b, NASA juga mengumumkan bahwa kini Kepler telah memiliki 2.326 kandidat planet layak huni. Jumlah ini bertambah 1.094 dari pengumuman pada bulan Februari 2011 lalu yang menyatakan bahwa ada 1.235 kandidat planet layak huni.

Dari jumlah 2.326 kandidat planet, 207 di antaranya memiliki ukuran setara Bumi. Sementara 680 lainnya lebih besar dari Bumi. Jumlah planet yang ada di Zona Layak Huni sendiri ada 48 buah. Masih dibutuhkan penelitian untuk mengonfirmasi apakah sekian planet-planet tersebut layak huni.  (kompas)

  • Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, matahari berada di salah satu fokusnya.
  • Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
  • Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari.
Ketiga hukum di atas ditemukan oleh ahli matematika dan astronomi Jerman: Johannes Kepler (1571–1630), yang menjelaskan gerakan planet di dalam tata surya. Hukum di atas menjabarkan gerakan dua benda yang saling mengorbit.

Karya Kepler didasari oleh data pengamatan Tycho Brahe, yang diterbitkannya sebagai 'Rudolphine tables'. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana yang tercantum di atas.

Hukum Kepler mempertanyakan kebenaran astronomi dan fisika warisan zaman Aristoteles dan Ptolemaeus. Ungkapan Kepler bahwa Bumi beredar sekeliling, berbentuk elips dan bukannya epicycle, dan membuktikan bahwa kecepatan gerak planet bervariasi, mengubah astronomi dan fisika. Hampir seabad kemudian, Isaac Newton mendeduksi Hukum Kepler dari rumusan hukum karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, dengan menggunakan Euclidean geometri klasik.

Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan. (wikipedia)

Ayo Berburu Alien!

Para astronom menata ulang pencarian kehidupan berkecerdasan di planet-planet asing, dan mereka telah mendapatkan ribuan target untuk dipindai.
 
Setelah "tidur" selama lebih dari tujuh bulan, serangkaian teleskop radio yang dioperasikan Institut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) memulai lagi mendengarkan sinyal-sinyal dari planet-planet asing yang ditemukan teleskop ruang angkasa Kepler milik NASA, demikian para peneliti seperti dikutip Space.com.
"Pagi ini, pada pukul 6.18, kami telah memulai pengamatan kembali dunia-dunia Kepler," kata Jill Tarter, 
Direktur Center for SETI Research pada Institut SETI, Senin lalu, di tengah Konferensi Sains Kepler di Pusat Riset Ames milik NASA. 
 
"Kami sangat senang bisa kembali ke udara hari ini," kata Ta
rter lagi.
 
Rangkaian Teleksop Allen (ATA) milik SETI adalah serangkaian 42  piringan radio yang berlokasi sekitar 500 kilometer arah timur laut San Francisco.
 
ATA telah memulai memindai tempat-tempat technosignature --yaitu sinyal-sinyal elektromagnetis yang dapat menyanggah adanya peradaban asing di luar Bumi-- pada 2007.
 
Para peneliti SETI baru-baru ini memulai menggunakan penemuan Kepler itu untuk memandu aktivitas ATA.
Kepler diluncurkan pada Maret 2009 dengan misi memburu planet-planet seukuran Bumi di zona 'bisa ditinggali kehidupan' dalam sistem bintang-bintang yang berada dalam jarak di mana air --dan tentunya kehidupan seperti manusi kenal-- berada.
 
Januari tahun ini, kata Tarter, tim SETI memulai pelatihan ATA pada 54 calon planet yang dideteksi Kepler di zona 'bisa ditinggali kehidupan'.
 
Namun kegiatan ini tidak bertahan lama. SETI mesti mematikan ATA April lalu karena masalah anggaran yang memaksa mantan mitra Institut SETI --Universitas California, Berkeley-- mundur dari proyek itu.
SETI meluncurkan laman bersponsor banyak, www.setistars.org, demi mengembalikan rangkaian teleskop itu bekerja kembali.(tribun)
 
Satu Planet Dikonfirmasi Layak Huni
 
Wahana antariksa Kepler kembali membuat kejutan. NASA mengumumkan pada Senin (5/12/2011) bahwa salah satu dari 2.326 kandidat planet temuan Kepler telah dikonfirmasi sebagai planet layak huni.

"Ini penemuan yang fenomenal. Ini membuktikan bahwa Homo sapiens semakin dekat dengan pencapaian kita di semesta untuk menemukan planet yang mengingatkan kita akan rumah. Kita hampir di sana," kata Geoff Marcy, peneliti dari University of California, Berkeley, seperti dikutip AP, Selasa (6/12/2011).

Planet yang dikonfirmasi layak huni tersebut bernama Kepler 22b. Planet itu mengorbit bintang serupa Matahari bernama Kepler 22 dan berjarak 600 tahun cahaya dari Bumi.

Kepler 22b memiliki beberapa kesamaan dengan Bumi. Bumi mengelilingi Matahari selama 365 hari, sedangkan Kepler 22b mengelilingi bintang induknya dalam waktu 290 hari. Cuma beda tipis.

Temperatur Bumi dan Kepler 22b pun tak berbeda jauh. Disebutkan bahwa jika efek rumah kaca bekerja di Kepler 22b, maka temperatur di planet itu sekitar 22 derajat celsius.

Perbedaan dijumpai pada ukurannya. Kepler 22b berukuran 2,4 kali lebih besar daripada Bumi.

Sementara massanya belum diketahui sehingga sulit dipastikan apakah Kepler 22b merupakan planet batuan atau gas raksasa. Jika merupakan planet gas, maka tentu sulit bagi manusia untuk hidup di sana.

Meski dikonfirmasi layak huni, masih sulit bagi manusia untuk pergi ke Kepler 22b. Satu tahun cahaya setara dengan 9,65 triliun kilometer. Butuh waktu 22 juta tahun untuk ke sana dengan teknologi yang ada sekarang. Teknologi-lah yang nanti akan menjawab apakah pergi ke Kepler 22b akan menjadi mimpi atau kenyataan.

Selain penemuan Kepler 22b, NASA juga mengumumkan bahwa kini Kepler telah memiliki 2.326 kandidat planet layak huni. Jumlah ini bertambah 1.094 dari pengumuman pada bulan Februari 2011 lalu yang menyatakan bahwa ada 1.235 kandidat planet layak huni.

Dari jumlah 2.326 kandidat planet, 207 di antaranya memiliki ukuran setara Bumi. Sementara 680 lainnya lebih besar dari Bumi. Jumlah planet yang ada di Zona Layak Huni sendiri ada 48 buah. Masih dibutuhkan penelitian untuk mengonfirmasi apakah sekian planet-planet tersebut layak huni.  (kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar